Pages

Selasa, 05 Juni 2012

my Twins Part 4

kamu tumben main piano lagi" tanya papa sangat heran. "iya pah... tadi Shila liat piano ini kasian banget udah lama gak ada yang mainin," jawabku dengan muka tersenyum.
"kamu memaminkan lagu yang indah, mama kangen sekali dengan permainan piano kamu,".
"ahh mama bisa aja, ma.. aku mau minta dipanggilin tante amy lagi boleh?? aku mau belajar main piano kaya dulu lagi ma..".
"ohh Shila tentu aja bole... mama langsung telfon Amy ya.. dia bisanya kapan ngajarin kamu, pasti dia mau banget ngajarin kamu lagi,'' jawab mama dengan sangan antusias.
"makasih ya maa.. aku ke atas dulu ya pah, ma, kak Taqwa.. mau mandi dulu soalnya,"

aku pun langsng pergi menuju kamar. sebenarnya aku masih belum tau apakah aku sanggup untuk bermain piano itu  kembali seperti dahulu. semua ini membuat aku sangat bingung dengan perasaan yang aku alami. saat ini belum ada yang bisa mengusir kesepianku saat bermain musik sendirian. aku berjalan mengelilingi seluruh kamar, namun langkah kaki ku terhenti pada sebuah lemari buku yang kebanyakan berisikan buku tentang musik terutama musik klasik. aku jadi teringat akan suatu hal. dahulu aku selalu mengantarkan Shela les biola. dan sambil menunggu sheila les biola aku selalu berjalan melihat tempat les musik tersebut, akan tetapi ketika aku berada di depan ruangan piano aku mendengan sebuah  lantunan yang membuat hati menjadi damai, sejak saat ini setiap Sheila terlambat pulang aku selalu melihat ruangan piano tersebut. shela sangat senang sekali aku masuk les musik, walaupun kami tidak sama memainkan alat musik namun shela memberi ku banyhak sekali buku yang dapat aku pelajarin saat neradaa di rumah. aku jadi merasa bersalah kepada buku-buku ini karena telah lama tidak aku baca. aku pun jadi merasa bersalah kepada shela karena aku tidak menghargai barang-barang yang ia berikan kepadaku, karena Shela lah yang paling semangat untuk membelikan semua perlengkapan piano untuk ku. aku pun meletakan tas ku dan terduduk di tempat tidur. aku mengambil biola kesayangan Shela yang ada dikamar ku, akupun memainkan sebuah lagu klasik yang dulu pernah diajarkan Shela. dan saat memainkan biola itu akupun memutuskan bahwa aku akan menerima tawaran kak Denny untuk mengiringi anak teater.

keesokan harinya aku pun menceritakan kepada Yumi kalo aku menerima tawaran kak denny untuk menjdi patnernya dalam drama anak teater. Yumi yang mendengar itu terlihat sangat girang.
"Shilaa.. akhirnya elo dengerrin kata-kata gue kalo elo itu harus terima ajakan kak denny itu kata Yumi sangat senang.
"iya gue nerima ajakan kak Denny kan karena gue suka musik loh" jawabku menetralkan keadaan.
"iya.. tapi setau gue elo lebih suka sama kak denny sejak pertama kali kita ketemu dia kan hhaha,"
"ihh Yumi apa-apaa sih eloo.. udah ahh gue mau ke kantin,"
"cieee yang tanda-tanda mau berhasil pdkt nya hahah.. ya udah traktir gue dong biar misi pdkt nya berhasil, hahah" kata Yumi sambil berjalan ke arah kantin.
"ogahh ahh,, bayar sendiri, apa mau gue salamin buat kak Taqwa, tapi kayanya lebih bagus lagi kalo gue bilangin kalo elo suka sama kak Taqwa ya,, hahah"
"ihh Shila... elo bales dendam nih ceritanya,"
"hahahha.. gak juga ahh. elo cari tempat duduk aja sana, biar gue yang pesen makan,"
"oke deh"

aku pun pergi memesan makanan, saat aku memesan makanan aku melihat kak Denny. akupun menghampirinya dan mengatakan bahwa aku menerima ajakan dia untuk membantu musikal dallam drama anak teater. kak Denny sangat senang dengan jawaban yang ia dengar. ia juga mengatakan bahwa kami akan memulai untuk latihan nanti siang setelah pulang sekolah di ruang musik. akupun menyetujuinya.
saat kamu sedang asik ngobrol datanglah Yuri, dia adalah wanita yang digosipkan sedang dekat dengan kak Denny, dan dia juga termasuk anak yang terpopuler di sekolahan.
"sayang.. kamu ngobrolin apaan sih, aku udah bawain makanan kesukaan kamu loh," kata kak Yuri dengan sangan lembut. menurutku mereka berdua sangat cocok. kak Denny yang tampan , terkenal, dan jago alat musik, dengan kak Yuri wanita yang tergolong dalam dereetan wanita-wanita cantik disekolah, baik, dan juga cerdan. mereka adalah pasangan ideal yang sangat membuat para mata iri melihat mereka. sedangkan aku adalah seorang wanita yang tidak cantik, tidak terkenal, bahkan aku sangat bodoh dalam pelajaran matematika.
"ohh Yuri kamu udah dateng. Yuri kenalin dia Shila, dia yang bakal jadi patner aku di project anak teater itu, Shila ini kenalin Yuri," kata kak Denny memperkenalkan ka Yuri.
"kak yuri aku Shila,"
"ohh iyaa.. aku Yuri, salam kenal ya,"
"oh iya kak, aku permisi dulu ya, udah di tungguin temen, permisi kak Denny, kak Yuri,"

mereka pun membalas kata-kata ku dengan sebuah senyum yang ramah. ingin sekali aku seperti kak Yuri yang bisa sedekat itu dengan Kak Denny. yahh mungkin belum saat nya aku bertemu seseorang yang akan mencintai aku, lagipula siapa yang mau menanggung resiko pacaran dengan aku yang penyakitan ini.
yahh.. mungkin jika mereka sudah mendapatkan pujian tentang kecantikan mereka, kalau aku sudah biasa mendengar dokter untuk selalu menghabiskan obat dan meminumnya secara teratur.
hahaha.. sepertinya menyenangkan memiliki hidup seperti mereka, yang tidak selalu bergantung kepada obat.
melihat aku yang sedang melamun melihat keakraban kak Denny dan kan Yuri, Yumi yang sedari tadi memanggilku pun mengambil langkah akhir yaitu mengagetkan ku. dan benar aku memang benar-benar kaget. Yumi pun menyindirku agar aku lebih agresif untuk mendekati kak Denny, namun hanya kubalas dengan senyuman dan sebuah kata "mereka adalah pasangan yang cocok, kenapa gue harus merusak kecocokan mereka demi keegoisan gue kan," akta dengan mata tetap memandang ke mereka.
"haha bahasa elo itu gak sesuai dengan perasaan elo Shila,gue tau banget elo itu gimana,."kata Yumi mengomentari kata-kata ku yang sebenarnya memang tak sesuai dengan isi hatiku yang cemburu melihat mereka berdua.

saat pulang sekolah pun aku langsung pergi ke ruang musik,dan ternyata kak Denny sudah ada diruang musik dan memainkan biola. permainan biolanya membuatku sampai meneteskan air mata, karena permainan biolanya sangat mengingatkan ku pada kak Shela.
melihat aku telah datang kak Denny menghentikan permainan biolanya.
"shila kamu kenapa? kok nangis?" tanya kak Denny heran.
"gak apa-apa kok kak, cuma kak Denny main biolanya bagus, jadi ngingetin aku sama kakak aku," jawabku  sambil mengusap air mata ku.
"ya udah jangan nangis gitu deh, ayoo kita latian keburu sore nih, kayanya nanti sore mau ujan deres deh, makanya ayoo jangan sedih-sedih biar kita cepet pulang," kata kak Denny dengan penuh canda untuk menghilangkan kesedihanku.

kami pun berlatih dengan mencari nada dasar yang cocok dengan alur cerita dari anak teater. kami sangat serius untuk mencari nada-nada yang pas untuk cerita ini, karena kami ingin membuat drama teater ini semakin hidup. tanpa terasa kami menghabiskan waktu selama berjam-jam hujan deras pun mulai turun. akupun meminta ijin kepada kak denny untuk pulang terlebih dahulu. karena aku tidak inginmerepotkan kak Denny, degan fobia terhadap petir dan ruangan gelap yang sangat parah. kak Denny pun mengajukan diri untuk mengantar ku, namun aku menolaknya. aku bilang bahwa jemputan aku akan segera datang. kak Denny pun menemani ku untuk menunggu jemputan aku. akupun menunggu jemputanku di dalam ruangan musik. akupun mulai takut dengan suara petir yang sangat keras. aku mulai merasa panik. aku melihat keluar sangat gelap. hujan yang sangat mengerikan menurutku. akupun mulai sangat takut ketika lampu ruangan mati. aku menjerit secara spontan dengan badan yang gemetaran. kak Denny yang melihat aku gemetaran seperti itu terkihat sangat bingung.
"Shila kamu kenapa??" tanya kak Denny yang ikutan panik melihat aku. namun aku tidak bisa menjawab pertanyaan kak Denny. aku hanya bisa menangis dengan histeris. kak Denny pun memeluk aku supaya aku tidak merasa takut. namun aku masih saja menangis dengan badan yang gemetaran. kak Denny semakin panik, tidak tahu harus bagaimana. tiba-tiba handphone ku berbunyi. serentak kak Denny menjawab telfon tersebut.
"Shila elo itu dimana gue udah disekolah ini," kata kak Taqwa kesal.
"maaf kak ini Denny temen Shila, kakak sebaiknya ke ruang musik sekarang deh kak, saya khawatir dengan keadaan Shila sekarang," jawab kak Denny yang ikutan menjadi panik. tanpa menjawab apapun kak Taqwa langsung berlari ke ruangan musik. seat melihat kak Taqwa sudah sampai aku langsung menggendong Shila ke kak Taqwa, dan di minta segera membawa Shila ke mobil. Kak Denny pun berlari kecencang mungkkin untuk segera membawa aku ke mobil. saat di gendong oleh kak Denny aku masih saja menangis dan badan ku masih saja bergetar. kak Taqwa pun meminta kak Denny untuk ikut ke rumah sakit. untung nya di dekat sekolah ada rumah sakit, langsung dibawa kesana dan mendapatkan pertolongan secepatnya. saat aku sudah diberi obat penenang dan sudah tertidur pulas kak Taqwa meminta maaf karena adiknya telah merepotkan kak Denny.
"makasih ya udah nolongin Shila, kalo boleh tau nama elo siapa ya, kenalin gue Taqwa kakaknya Shila?" tanya kak Taqwa.
"nama saya Denny kak, kalo boleh tahu emangnya Shila itu sakit apa ya kak? kok bisa kaya gitu?" tanya kak Deny dengan penuh penasaran.
"gini.. Shila itu punya fobia sama ujan deras apalagi petir sama mati lampu. soalnya dulu waktu masih kecil dia pernah mau diculik gitu. nah dianya ketakutan dan pas kejadian itu masih ujan gede banget sama mati lampu gitu. dan fobia dia itu udah parah banget. dan kalo gak langsung di tenangin akibatnya akan fatal." kak Taqwa menjelaskan.
saat kak Denny dan kak Taqwa sedang ngobrol mama dan papa datang dengan tampang sangat panik.
"Taqwa.. Shila gak apa-apa kan nak??" tanya mama sambil menangis.
"iya ma.. udah gak apa-apa kok, untung ada temennya Shila yang disitu jadi waktu itu ada yang sedikit nenangin Shila ma.." jawab kak Taqwa menenangkan mama.
"bener kan Taqwa Shila gak kenapa-kenapa.. mama gak mau kehilangan anak mama lagi Taqwa," kata mama sambil menangis. papa pun menenangkan mama. sementara kak Denny diajak keluar oleh kak Taqwa untuk mengobrol. sampai akhirnya dia berpamitan untuk pulang.

akhirnya aku tersadar dari obat penenang itu dan melihat mama menangis.
"mama... kenapa mama nangis?? Shila ada dimana ini ma??" tanyaku yang sangat heran.
"ya Alloh Shila kamu sudah sadar nak, ada yang sakit gak kamu?? kamu gak kenapa-kenaapa kan??" tanya mama yang panik.
"mamaa... Shila gak kenapa-kenapa kok? Shila di mana ma? kok bukan di kamar Shila?" tanya ku yang masih penasaran.
"kamu di rumah sakit nak, fobia kamu tadi kambuh," jawab mama yang mulai sedikit tenang.
"ohh gitu ya maa.."

saat papa mengajak mama makan diluar kak Taqwa menceritakan semuanya, dan ia pun menanyakan hal yang aku harap tak pernah ditanyakan oleh dia.
"Shila.. gue mau tanya??"kata kak Taqwa dengan muka serius.
"mau tanya apa kakak ku tersayang," jawabku setengah manja.
"menurut elo Denny itu orangnya gimana?" kata kak Taqwa sambil mengupaskan apel untuk ku.
"hah kok tumben kakak tanya gitu? ada apa nih,"
"gpp sih cuma mau tanya aja,"
"haha kkak suka ya sama kak Denny, hahah"
"enak aja eloo gue masih normal tau,, udah jawab aja menurut eloDenny orangnya gimana?"
"haha iya iya.. hmmm.. kak Denny orangnya baik,jago main musik, he's famous, and....." aku menghentikan kata-kata ku.
"and handsome?? hahaahha elo suka sama dia la?" sambung kak Taqwa.
"ishh kakak nih apaapaan sih,, gak ahh." jawabku malu.
"ahh yang bener, tapi kenapa pas gue dateng elo gak mau lepasin pelukan elo dari dia,hhahaha,"
"ihh kakak nih, kan gak sengaja tau,,, lagian dia juga udah punya pacar kakak."
"haha ohh iya juga ya, dia pasti gak mau sama elo yang jelek ya haha,"
"kak Taqwa mah gitu deh,"
"tapi gue setuju kalo elo pacaran sama dia la, dia anak yang baik dan juga dia anak yang tulus."
"ahh udah ahh kak jangan dibahas lagi,"
" ya udah elo istirahat aja sana, biar besok sore elo udah boleh pulang hhaha, selamat istirahat adikku yang cantik,"

keesokan siang Yumi datang menjenguk ku. saat Yumi dateng kak Taqwa mencoba mengambil perhatian Yumi. aku pun meledek kak Taqwa dan Yumi. saat kami sedang bercanda tiba-tiba kamar kami diketok oleh seseorang. ternyata kak Denny datang untuk menjengguk ku, dan tentunya bersama dengan kak Yuri.
kami berlima punmengobrol dengan santai. namun mereka tidak lama berkunjung karena ada urusan yang harus mereka laukukan.